Kompasianival 2016 Menyalakan Api Semangat Menulis Putera Dan Puteri Bunda.


Menghadiri Kompasianival 2016 (pict :dok.pribadi)


Acara Kompasianival 2016 yang di gelar marathon terasa masih menyisakan letih dan lelah bagi penulis yang sepuh berstatus sebagai salah seorang peserta,  untuk mereka yang mempersiapkan pasti berlipat ganda kelelahan dan letihnya.
Yakin keletihan, kelelahan dan kepenatan akan berbalas kebahagiaan yang tidak dapat di ungkap secara lengkap dengan kata – kata bisa kita simak semua yang bertebaran di media sosial selama kegiatan bahkan usai Kompasianival 2016  kompasianers masih tetap antusias menyebar picture – picture keren hingga yang konyolpun ada juga sehingga suasana berbeda namun akrab menjadi modal menjalin ukhuwwah.

Perjalanan Dari Rawa Buntu   
Sejak Shubuh penulis telah bersiap – siap menuju gedung Smesco dimana acara akan digelar,  kami sekeluarga tidak kalah sibuk dengan para panitia sejak tiga hari telah saling bicara lewat grup WA karena masing – masing berbeda lokasi, sebagaimana dikisahkan dalam tulisan disini

Dzulfikar Al ‘Ala menyempatkan diri mengantar sang Bunda menggunakan commuter start dari Rawabuntu beralih di Tanah Abang menuju Cawang, meskipun ia adalah kompasianer senior di bandingkan dengan adik – adiknya akan tetapi si Kakak  tidak bisa mengikuti kegiatan kompasianival secara utuh.

Bagi puteri ke delapan Hannah ia tampak masih  sempat tertidur selama dalam perjalanan,  sementara Rara Muhammad masih berkesempatan bermedsos dan sang Kakak waspada saja bergelantung tangan hingga wilayah Tanah Abang. Penulis memang baru pertama kali merasakan bercommuter mengamati jejak – jejak masyarakat berkendaraan rakyat murah meriah dan bersih, menarik juga mengamati semuanya.
Hingga Cawang kami berganti kendaraan menuju gedung Smesco, perjalanan sangat lancar kendati di beberapa station penumpang menyemut tampak kedua puteri Bunda agak kebingungan demi menghibur keduanya Bunda katakan pada mereka bahwa ini perjalanan miniatur Hajji dan Umrah.

Sang puteri kedelapan agak mendelik tidak percaya,  Bunda ceriterakan bahwa perjalanan ibadah Hajji dan Umrah akan sangat menguras tenaga karena kita berdesakan di beberapa titik rawan bukan hanya se Jakarta atau se Bandung bahkan seluruh dunia hingga tiga juta jamaah bahkan lebih, jika fisik tidak di persiapkan pingsan . . .  bahkan stroke dan macam – macam gangguan kesehatan.

Sesampai di gedung Smesco suasana masih terlalu lengang untuk acara bertajuk Nasional akan tetapi para penerima tamu dengan dresscode berwarna hitam tampak siaga di beberapa lokasi dan dengan ramah mereka menanyakan beberapa hal seiring  mempersilahkan memasuki gedung yang telah memulai acara. 

Berbagi Sehat Bersama Melanie Putria Dewita Sari
Masuk dalam gedung hari telah menjelang siang dan di bagian depan stage Melanie Putria Dewita Sari

tengah berbagi inspirasi tentang pentingnya menjaga kesehatan,  meskipun sudah terlambat akan tetapi masih bisa menangkap beberapa hal diantaranya :

“Menjaga kesehatan diri itu bukan berlandaskan demi popularitas,  demi kecantikan dan demi macam – macam yang paling utama bahwa kita mencintai keluarga dan keluarga masih membutuhkan semua hal tentang potensi diri kita, karena keluarga butuh cinta dan mencintai kita, maka kesehatan penting sekali dijaga”.

Apa yang diungkapkan puteri Indonesia 2002 ini penulis merekamnya dalam memori dan menjadi oleh – oleh penting  dari acara kompasianival agar menjaga kesehatan lebih baik lagi, banyak sekali orang disekeliling kita masih membutuhkan cinta dari kita.

Berbagi Spirit Bersama Pilot Budi Soehardi
Pak Budi Soehardi ini yang menuai rasa takjub yang tiada terkira penulis menyimak tanpa bergeser dari tempat duduk bahkan acara usaipun diam tidak mengejar beliau untuk mengambil gambar dengan beribu pertanyaan dalam hati : “bagaimana diri saya bisa bergeser dari zona nyaman saat ini dan copy paste sikap Budi Soehardi”
Bingung sendiri menjawabnya, sebagian kecil inspirasinya telah di tulis dengan ringkas oleh fxmuchtar disini.  

Bahkan tidak kurang sekaliber Pak Tjiptadinata Efendipun dengan rendah hati masih menyempatkan diri menulis tentang Pak Budi Soepardi

Bagaimanapun rasa Kompasianival 2016 kali ini, penulis merasa banyak mendapatkan oleh – oleh berharga dari kehadiran  pada hari Sabtu 8 Okrober 2016 perjumpaan demi perjumpaan dengan berbagai kompasianer kalimat yang mengagetkan meluncur dari Desol Desy

 “Terima kasih telah melahirkan Rara”

Lalu  penulispun bertanya dalam hati sesungguhnya apa makna di balik kata – kata itu.
Dan dibalik semua aktifitas yang kami ikuti dari pagi hingga larut malam Bunda sampaikan pesan  “Bersemangatlah Anak – anakku untuk menulis tentang semua yang penting kalian bagikan”.


Ciburial Bandung 14 Muharam 1438 H / 14 Oktoner 2016 M 
 
 

#kompasianival2016  #berbagi_inspirasi  #berbagi_semangat  #berbagi_energi  #berbagi_suka

Belum ada Komentar untuk "Kompasianival 2016 Menyalakan Api Semangat Menulis Putera Dan Puteri Bunda. "

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel