Hari Yang Nano Nano



Acara Wisuda Ean


Sejak jam dua malam hari itu  (Rabu, 26 Agustus 2015 M ) Bunda sudah terbangun,  karena ada beberapa miscall dan kemudian membaca salah satu  sms yang masuk dari Bi Mien :

Innalillahi Wa inna ilaihi raaji’uun parantos ngantunkeun / wafat carogena Ezcka Mang Yayat di Jakarta,  mugia Allah nampi iman Islam ALFIAN dihapunten sadaya khilaf – na. Amiin ;  
Insya Allah Tadir Allah anu kedah ditampi kalayan ikhlas ku urang sadaya,  sedih kalangkung taya papadana,  pami teu yakin yen Allah nu gaduh – na . . . mugia urang sabar nampina,  Amiin Ya Rabbal ‘ Alamiin.  Mien Harun Bukit Dago
(26 Agustus 2015 / 02 : 12)





Apa yang harus Bunda katakan selain kalimat Maha Sempurna : Innalillahi Wa Inna Ilaihi Raaji’un . . . dan seketika menjerit menyebutkan nama sulungnya Mang Yayat  adik Mamah pangais bungsu.
Ezcka . . . . . . hingga ke langit !

Kepedihan yang Bunda rasakan teramat pedih,  akan pula dirasakan oleh perempuan muda semuda Ezcka kekasih Bi Rahma dan Mang Yayat ;
Lalu terbayang Bi Rahma yang sempat Bunda kunjungi sekitar satu pekan menjelang pernikahan Ezcka . . .  

( 8 Agustus 2015 ) Bunda menyampaikan permohonan maaf karena tidak bisa hadir dan berdoa semoga semua lancar.

Pada perjumpaan itu Bi Rahma sempat secara sepintas saja mengungkap tentang Alfian, anaknya tampak baik yatim piatu,  sudah bekerja di Jakarta dan beberapa hal juga tentang persiapan yang dilaksanakan Bi Rahma.  

Bergejolak jiwa sambil berusaha menyetel logika agar bisa berjalan sempurna, hari masih sedemikian larut dan gulita namun terbayang segala sesuatu yang tidak ada gambar yang jelas, maka menghubungi Bi Rahma,  jawaban beliau sedemikian pasrah . . . . dirubung kesedihan karena kesendirian ketidak 
berdayaan dan kemungkinan – kemungkinan yang serba tidak mungkin bagi dirinya.  



Namun Bunda dapat khabar bahwa Bi Iis sudah di lokasi ternyata itu Rumah Sakit Fatmawati yang kemudian tempat bersemayamnya jenazah, divisum di otopsi dan di formalin demikian itu disamping prosedur juga karena kondisi dan situasi yang sengaja kekuasaan Allah kita sebagai hamba – Nya gambling saja dan tak mampu menebak.


Suatu hal yang cukup ngareugreugkeun manah disaat kemudian Bunda menghubungi Bi Iis, ia bisa menjawab dalam nada dan suara letih kurang tidur dan berkabung mendalam . . . kita semua berkabung bahkan bobotnya terasa lebih berat memikirkan wafatnya Alfian dibanding dengan kewafatan Ayah Muhammad Eko secara uraian Bunda saja,  tentu betapa kita semua berkabung terhadap Ezcka diusia pernikahan yang baru sekitar 18 hari sedang Ayah dan Bunda telah menjejaki kehidupan hingga 33 tahun.


Ezcka puteri yatim dari Mang Yayat, adik Mamah Bi Mien Mang Wawan Bi Iis dan kakak Mang Opik, bagaimanapun hubungan darah ini sebegitu kental dan segar . . . .  dengan ini mereka berkabung yang sangat entah kalimat yang pantas itu apa . . . untuk mengungkapkannya, selain  ALLAHU AKBAR !!


Dari Informasi Bi Iis lah Bunda sedikit menangkap bahwa malam hari 25 agustus Ezcka dan Fawwaz sempat ketemuan dan makan bersama bahkan menurut khabar dari Bi Iis sepertinya Fawwaz belum mengetahui tentang kewafatan Alfian,  ya . . . Bunda katakan : “ngga apa – apa Bi biarkan Bunda yang coba menghubungi Fawwaz, susahnya menghubungi Fawwaz berkali – kali ( karena berdasar keterangan Fawwaz saat berjumpa di Pamulang,  ia sempat nganter Ezcka sampai gang, handphone low batt langsung waktu itu juga ia matikan ) makanya saat dikebingungan Ezcka Alfian tidak muncul – muncul sempat calling Fawwaz berkali – kali untuk mohon bantuan ternyata ketentuan Allah lah yang pasti berjaya.




Roidah yang kemudian dapat menghubungi Fawwaz saat itu menjelang shubuh, lewat handphone Ahman Nias.  Keterkejutan Fawwaz tidaklah samar – samar dan langsung memutuskan seketika itu juga : “ya sudah Kakak ke Fatmawati sekarang” 

Ya Allah . . . Gusti !!

Adalah kalimat Ezcka yang masih terngiang saat Bi Iis memberi kesempatan pada Bunda untuk berbicara . . .  ( bulu kuduk Bunda merinding dingin . . . seketika itu . . .) dan perempuan muda belia itu berkata berat disela – sela kebingungannya yang tiada terkira demikian yang Bunda tangkap dhuh . . . Gusti !!


“Bunda . . . Ezcka tidak bisa berkata apa – apa ; dan apa yang perlu Ezcka sampaikan ?”

Sedikit pengalaman bathin yang telah Bunda lewati seusai wafat Ayah . . .  “tidak perlu mengatakan apa – apa Ezcka, perbanyak ISTIGHFAR dan SHALAWAT KEPADA KANGJENG NABI . . . . itu sudah lebih dari cukup”
“Bunda . . . do’aka Alfian dan juga Ezcka”

“yaa . . . pasti kami semua mendo’akan baik Alfian demikianpun Ezcka” terbayang . . . semua keperihan dan kepediahan Bunda ditinggal Ayah, hari – hari bersama air mata dan berkabung yang belum saja usai . . .
 Dan akhirnya pun bisa berbicara dengan  Mamah lewat tilp di hari menjelang shubuh itu, sekedar membahan segala sesuatu tentang teknis pelayanan jenazah serta ambulance yang perlu disiapkan.


Suara Mamah pun penuh kepasrahan yang sulit kita bayangkan . . . tiada lain kalimat – kalimat tashbih yang kita tabur kemuka bumi dengan takdir – Nya ini.


SUBHANALLAH . . . . .   SUBHANALLAH . . . .


Pagi itu Bunda, Cici dan Devi  hendak mengantar Ean di acara wisudanya dan akhirnyapun Ean diantar Roidah menggunakan motor meskipun keinginannya diantar Kakaknya.


Dalam benak yang paling – paling dalam kami semua berharap Ayah ada,  beliau selalu sigap untuk mengantar kami sekeluarga untuk kenyaman kami yang telah terbukti sangat meyakin beliau sangat setia pada Bunda dan keluarganya tiada terhingga . . . .


Untul Afian yang disana dan juga Ayah yang disana semoga Allah menempatkan dengan cara yang indah untuk keduanya.




Bagi Bunda baik menghadiri wisuda Ean dan demikianpun wisuda Debi perasaan melayang hampa,  memang bukanlah tradisi Ayah dan Bunda menghadiri acara ceremonial seperti ini.  Akan tetapi kali ini Bunda berusaha merambah hati putra dan putri Bunda untuk sama – sama saling memberikan kekuatan di sela – sela keperihan bathin ditinggal Ayah yang setia pada keluarga.

Berharap untuk kedua acara ini menjadi tonggak bangkitnya putera dan puteri Bunda dari kesedihan di tinggal  Ayah,  dan bisa mewujudkan harapan dan cita – cita Ayah agar semua bisa masuk ke Perguruan Tinggi dengan keinginan menggebu agar semuanya bisa masuk di jenjang S3. Amiin.


Undangan Wisuda Ean,   Bunda simpan dengan rapih  setelah sebelumnya sama Ean di berikan pada bagian konsumsi sebagai tanda dan penukar jatah snack,  namun Bunda minta ke Ean sebagai kenangan tertulis dari kejadian penting ini. Dan secara sederhana saja Bunda sajikan disini, agar kelak adik – adik Ean bisa membaca disini 



Hari itu ( Rabu, 26 Agustus 2015 ) Ritchie  sebagai putera sulung Ayah bersama Devi sang pendamping  dan Afkar si kecil lucu juga Afaren bungsunya Bunda berkesempatan hadir di Sasana Budaya Ganesha – Sabuga dengan setia hingga akhir acara, menunggu . . . .
Alhamdulillah mobil parkir di tempat yang teduh sehingga,  selepas pengalungan gordon dan pembagian ijazah Ritchie dapat keluar gedung untuk melayani si kecil Afkar yang mencari Ayahnya.




Faren juga setia . . .  menunggu Tetehnya sambil menggenggam rangkaian bunga bagi sang Kakak,  sejak masuk halaman Sabuga ia memang sudah meminta uang pada Bunda agar bisa membeli rangkaian bunga yang ia suka,  maka bersama Teteh iparnya ia bisa memilih dan membeli rangkaian bunga tersebut.

Hingga Bunda kembali dari Pamulang pada jum’at 4 september 2015 M  bunga itu dibiarkan membusuk di rumah.
Naa baru ahad paginya berkempatan membuang – nya.
Salam Wisuda bagi ananda . . .
MUJAHIDAH  RAIHANAH  kekasih dan bunga kehidupan Ayahanda.
Ini dokumen itu :

SIDANG TERBUKA SENAT
POLITEKNIK KESEHATAN BANDUNG
DALAM RANGKA WISUDA LULUSAN PROGRAM DIPLOMA III
DILINGKUNGAN POLITEKNIK KESEHATAN BANDUNG


Susunan Acara :
1.       PEMBUKAAN
2.       ORASI  ILMIAH
3.       SIDANG  TERBUKA  SENAT
4.       UCAPAN  TERIMA  KASIH  DARI  LULUSAN
5.       SAMBUTAN – SAMBUTAN :
Perwakilan  Wisudawan
a.        Perwakilan  Orang   Tua  Wisudawan
b.       Kepala  Dinas  Propinsi  Jawa – Barat
c.        Kepala  Badan  PPSDM  Kesehatan  Kemenkes  RI
6.       DOA
7.       PERSEMBAHAN  LAGU – LAGU
8.       PENUTUPAN  SIDANG  TERBUKA  SENAT
9.       RAMAH  -  TAMAH

Belum ada Komentar untuk "Hari Yang Nano Nano"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel